Jendela
Hati

Wanita
Bicara

Keluarga

Remaja

Education
Corner

Manca
negara

Kiriman
Sahabat

Embun
Pagi

Bulan Madu

     Bulan madu, bulan madu terdengar sebagai sesuatu yang indah, penuh dengan bunga dan hanya dilakukan orang-orang muda, pengantin baru, dan dipopulerkan oleh orang orang barat.
       Ibu menggeleng malu dan nampak tidak setuju ketika ayah menawarkan beberapa tempat resort yang cantik dekat pantai carita. Kami, anak-anak yang semuanya berjumlah tiga orang memanas-manasi ibu yang selalu menggeleng dan dengan wajah sabar berkata, “ sayang  pak uangnya, lebih baik untuk persiapan si bungsu menikah, kan tinggal 5 bulan lagi si bungsu selesai kuliah lalu wisuda dan kita harapkan segera dapat jodohnya.” “Duh ibuu,” aku sebagai si bungsu segera merasa tersentak dan ambil protes pada ibu. “Kok aku yang dibawa-bawa, kalau tak mau, tak mau saja, tapi jangan pakai namaku dong,” demikian gumamku dari balik buku yang aku baca.

      Sambil melirik ke arah ayah yang hanya tersenyum-senyum saja, akhirnya ku lihat ayah mengalah dan membiarkan ibu yang mengambil keputusan, yaitu menolak pergi berbulan madu setahu kami sudah dirancang ayah sejak setengah tahun lalu. Ayah mendapat inspirasi untuk berbulan madu dari majalah yang dibawa kakakku ketika pulang dari sebuah raker meeting di tempatnya bekerja. Foto-foto yang ditayangkan kakakku dengan teman kantornya menggambarkan pemandangan yang sungguh indah luar biasa dan nampak sangat romantis. Kakakku yang sudah menikah 3 tahun yang lalu berkata, “ kalau aku punya uang akan kuajak istriku berbulan mdu kesana, mungkin 3 tahun lagi, ketika perniakhan akmi sudah agak emmbosankan, kala sekarnag slain uangnya belum cukup dan banyak keperluan yang lebih penrting, suasana ruamhatanggaku masih sangat amnsi dan romantis demikian urai kakakku denagn mata berbinar binar.
      Kak dina, kakak keduaku yang juga abru menikah setahun lalu, malah emmbujuk ayah untuk pergi berbulan madu, ‘ sudah ayah saja yang pergi sesekali, ayah kan sudah sangat lelah bekerja bertahun tahun, dan setelah pensiun sudah saatnya ayah menikmati hidup beristirahat dengan ibu, pergilah ke suatu tempat yang menyenagkan hanya dengan ibu saja, dan kami sia[ menambahkan bila uang pensiuan ayh tidak cukup.
     Aku bookingkan tempatnya yaa,?’ kak Dina setengah memaka menoleh pada ayah, yang ketiak itu hanay diam saja, dan anampaknya tidk mengambil peduli dengn apa yang dikatakan kakakku, dan akhirnya kak Don, kakak sulungku yang membawa foto resort tempat kantornya raker ,  berkata pada ayah dengan suara yang cukup dalam “Ayah tahu tidak bagi seprang wanita terkadang mereeka memerlukan hal yang indah dan ebrbeda, aku perhatikan sudah berpuluh tahun ibu hanya ada diruangan yang bentuknya segi empat, dapur, ruang kelaurga , runag makan dan kamar, dan sehari hari ibu begritu tekn melaksnakan tugasnya sebaai ibu rumahtangga tanpa emnegeluh sedikitpun, bukankah sudah saatnya kita membahagiakan ibu dengan emngajakanya ke suatu tempat dan ibu selain bisa beristrahat dapat melepaskan kepenatannya denagn melihat lihat pemandangan yang indah, jauh dari kerutinan yang membosankan.

      Diam diam rupanya ayah emmikirkan kata kata Don, dan ketika uang sudah terumpul dan tempat sudah dipesan, ayah membujuk ibu skelai lagi dan dengan wajah senyum ibu menolak dan emngatakan bahwa , bagi ibu, kehadiran ayah disis ibu setiap waktu dimana ketika diperlukan ayah selalu ada, ketiak bertanya ayah selalu menjawab juga keridhoan ayah terhadap ibu , apapun yang ibu lakukan sudah emrupakan hadiah yang laurbiasa lebih daripada hadiah bulan madu ke tempat peristirahatan yang indah.

     Sejenak suara ibu tergetar ketika ibu emngatakan dengan senyum yang tidka pernah putus dari bibirnya : “ ayah, selama ayah ridho atas semua perbuatan dan kesalahanku sebagi istri yang penuh dengan kekurangan, maka aku merasa hari hari adaah hari madu, mengapa kita tidak selalu menggunkana hari kita untuk bertilawah bersama dan bersyukur pada Allah atas segala kebhagaian kita berumahtangga yang sudah 27 tahun ini, dan ayah ingat kan ayat alquran yang mngataan : la insakartum.... (syukur), bagi ibu yang sudah Allah berikan pada kita sati ini asehari hari dimana ibu mendapatkan ketenangan sebgai istri sehingga bisa mnjadi ibu yang baik bagi anak anak sudah merupakan ahdiah yang laurbiasa yang ayah ebrikan sebagai suami sleam ini, dan bulan amdu akan kitalaksnakan namun nanti stelah tuagas didunia selsai, demikian tutur ibu bijak, dan aku diam diam kembali mengintip dari buku  yang aku baca, dan ikut berkaca kaca ketika kulihat mata ayahpun berkaca kaca mdnenagr tutur kata ibu yang bijak.

     Hmmm, bagiku melihat ibu emnagis sich sudah baisa, nmaun kalau ayah yang terharu, wah itu laur baisa dan akhirnya akupun ikut terharu juga, dan aku kembali mengintip melihat ayah merangkul kepala ibu dalam pelukannya dan ayah emncium ubun ubun ibu dengan penuh kasih.subhanallah, betul betul merka melaksanakn sebuah akhlak unahtangga musliam yangs akinah mawaddah warahmah.

    Ku teringat pada bulan madu yang gagal dari serang selebrity, betapa marahnya dia ketika melihat kamr yang akan dipakai untuk ebrbulan madu, ternyata telah ditiduri oleh seoanrg wanita lain yang sudah jelas emrupakan kawan sleingkuhan suaminya, dan bukan bulan madu yang indah diperoleh namun perceraian yang celaka yang didaptkan.

     Lagi aku mdnapati seorang kawanku yang sudah dua kali berbualn madu dari pernikahannya yang ke 3 dengn berganti ganti suami, dan aku melihat bahwa setelah berbulan madu yang cukup embuat iri para wanita, maka akhinya banting piring, gubarakan pintu, serta bentakan bentakan yang membahan terus bergulir dirumah yang kecil dan [enuh bunga, tidak ada kesakinah didlamnya dan terlihat anak anka merekapun hidup dalam kecemasan, menanti keributan apa lagi yang akan ditayangkan pada hari itu. Masya Allah.

     Satu lagi kisah bulan madu yang gagal yang dialami seseorang di kota Semarang, bahwa seorang istri dimaki habis habisan oelh suaminya karean tiket hote, tempat mereka akan menginap dan bukti pembyaran hotel tempat emrka akan mnghabiskan bulan amdu yang sudah dirancang setahun penuh, tertinggal ,karan itrinya terburu buru dan terlupa untuk mebawa kuitansi pembayaran hotel, dan makian sang suami yang cukup emnyakitkan yang tanpa sadar dilontrakn di depan lobby hotel sungguh snagat emnyakitkan hatis ag istri, walupun akhirnya manger hotel mempersilakan emreka menepati kamar yang akan ditempati dengan etrlebih dahulu mencari kesanakemari nomer yang sudah dipesan, emncocokan dengan komputer, maka hati dan peraaan serta suasan yang dibangun dengan bentakan pada bulan madu merka cukup mengahntarkan perasaan yang tidka nyaman abgi sang istri.

    Sunnguh aku terharu dengan ayah dan ibu, dimana sebagai suami sang ayh walu sudah tua tetap ingin membahagiakan ibu dengan penuh cinta dan kecintaan pada ibu tidak pernah pudar, walau kecantikan ibu sudah mulai memudar, kata ayah, ayah melihat hati ibu dan ketulusan ibu dalam melkaukan tugas sebagai istri . dan hati yang bercahay karean nur ilahi akan terlihat penuh cinta dan hal ini yang membuat ayah merasa tenang dan nyaman dalam rumhatangganya denan istri yang solihah. Sedangkan ibu, kesederhanannya yang tidak emnunutu apa pa dan pandai menempatkan diri sebagi istri yang harus ada sejajr dibawh suami , begitu mengharukan juga alasan ibu yang ebtulnya tak cukup kuat, dan abru kethauan ketika ibu membisikan kepadaku alsana yang sebanrnya kenapa ibu tidak mau pergi ke resort untuk berbulan amdu denagn ayah, “ karena ibu sudah tua dan tiak kuat angin, maka ibu tidak mau merusak kebahagiaan ayah dengan melihat ibu dikerok, malam malam karena masuk angin.” Kekeh ibu dengan wajah lucu.

      Namun ibu membisiikan kalimat terkahir yang kemduian kujadikan peganagn pada saat aku berumahtangga setahun kemudian, bahwa : sabar dalam erumahtangga kana menjadikan rumahtangga kta smnis madu , tanpa harus pergi berbulan madu, maka jadikan hari hari dalam rumahtanggmuhari hari madu, dan tekadkan itu setiap pagi , setlah sjolat subuh, bahwa hari ini hrus jadi ahri yang penuh madu, penuh cinta, tidak mencari kealhana suami/istri dan sabar, “ itu saja pesan ibu, yang sederhana namun mendukung ayat alquran menganai tujuan kita berumahtangga yaitu : untuk mndaptkan sakinah mawaddah wa rahmah...setiap saat, bukan hanya ketika bulan amdu saja.

0 komentar:

Posting Komentar