Jendela
Hati

Wanita
Bicara

Keluarga

Remaja

Education
Corner

Manca
negara

Kiriman
Sahabat

Embun
Pagi

Jangan Manjakan Anak Mama


“Mama sudah bilang, jangan taruh sepatumu sembarangan gitu dong Andri, kamu kan tahu itu biasa dipakai sholat oleh kawan-kawan mama arisan, jangan cuek gitu akh, Mama sebel sama kamu..” Mama mulai mengomel lagi panjang pendek dan dengan nafas tak putus. “Andri heran, kok Mama bisa ya sambil mengomel sambil pegang catatan belanja, sambil sesekali mencet-mencet blackberry, kebiasaan Mama bisa melakukan apa saja sekaligus. Justru karena Mama bisa melakukan apa saja di rumah ini, makanya Mama sangat cerewet, dan tingkat cerewetnya itu bias mendapatkan award kali,” pikir Andri iseng.

Baru saja Andri selesai meletakkan sepatunya di rak sepatu, Mama kembali ngomel lagi, “Andriii, aduuuh ampun deh kamu, kenapa sih kamu gak matikan kabel rice cooker ini, kalau dinyalain terus kan nasinya jadi bau dan kering, kalau kamu mau, ya sudah makan saja, pengertian dikit kek, kamu kan sudah besar An, sudah SMA, Mama dibantu gitu dong An jangan asal makan saja, Mama kan capek ngerjakan semuanya sendiri,” Mama menggerutu lagi.

“Sumpah deh Andri lupa, akh Mama, mana ada sih anak SMU di Indonesia ini yang inget sama kebel rice cooker segala, biasanya anak cuma makan, gak kepikiran sampai matikan kabel dan lain-lain kecuali anak cewek yang perhatian dan rajin ke dapur itu juga jarang. Apalagi anak peremuan jaman sekarang bisanya cuma blackberry-an, foto-foto, chatting, masukin gambar di facebook, lalu ngomongin Justin Bieber, padahal apa kerennya coba si Justin Bieber, kebeneran ajalah dia lahirnya bule jadi mukanya putih gak kayak kita yang lahir di tanah jawa, ireng semuanya, kalau kita lahir di Canada juga pasti keren..” Andri melantur lamunan terlalu jauh dari rice cooker sampai Justin Bieber. “Wah terlambat sudah jam 2 lebih, tadi sih Mama pakai nyuruh si mbok nyuci celana jeansku dulu, akibatnya gak kering nih, mau dipakai bimbel jadi gak enak, lembab, jangan-jangan ntar aku panuan nih gara-gara Mama terlalu disiplin, capek deh.. Ini gak boleh, itu gak boleh, kayaknya Mama tuh orang yang paling benar diseluruh dunia deh,” gerutu Andri.

Dan Andri akhirnya baru merasakan bahwa kecerewetan Mama adalah bagian dari pembelajaran tanpa ijazah baginya, kerena Mama memang cerewet dan kalau ngomong diulang-ulang. Namun ketika Andri mulai kost  dan jauh dari Mama, dengan uang yang seadanya dan beras yang juga secukupnya, maka Andri baru merasakan bahwa omongan Mama ternyata sangat benar hampir 2000 persen. Apalagi hari ini ketika Andri sangat kelaparan karena nasi basi dan beras habis, uang hanya cukup buat naik bus bolak-balik 3 hari, kiriman masih 4 hari lagi, Andri di tengah rasa lapar yang menyakiti perut dan baru teringat betapa Mama memang hebat.

            Terbayang nasi dan ikan goreng Mama atau empal yang sisa 3 potong disimpan Mama di dalama lemari makan, dan Andri menghabiskannya tanpa ingat Mama sudah makan atau belum, akh.. Andri jadi menyesal. Dan sesal Andri semakin bertambah ketika mendapati ujian nanti jam 1 siang, kartu ujian Andri tersimpan dalam celana jeans yang terendam di dalam ember, sudah 2 hari belum diangkat dan dijemur. Oh, Mama, Andri galau, ”biarpun cerewet, kalau ada Mama pasti hidupku gak akan sesusah ini… Mama… aku ingin pulangggg…” sendu Andri menutup kepalanya ke bawah bantal yang juga  sangat bau apek. Allahu Akbar!!!

0 komentar:

Posting Komentar