Jendela
Hati

Wanita
Bicara

Keluarga

Remaja

Education
Corner

Manca
negara

Kiriman
Sahabat

Embun
Pagi

Pornografi


Siapa yang pernah menonton film porno?” tanya Pak Guru di sebuah desa kepada siswa-siswi kelas 2 SMU yang berjumlah 36 orang. Sepi. Tak ada yang berani mengangkat tangan, namun tidak lama kemudian sang guru melaporkan kepada kepala sekolah bahwa yang tidak menonton vcd artis yang menghebohkan itu hanya 5 anak saja dari 36 anak yang akhirnya bersedia mengangkat tangan.

Guru yang bijak, menasehati dan bertanya tanpa menghakimi, karena semua bukan salah si anak. Lalu salah siapa? Mungkin untuk pertanyaan ini tak ada satupun yang bersedia angkat tangan. Dari pemerintah, ulama, pengedar, media, pemerhati, pendidik, orangtua, tetangga, kerabat, tak ada satupun yang berani angkat tangan. Semua akan sibuk menuding, seakan bukan tanggung jawab saya.
Pengakuan terus bergulir, dari tangan-tangan anak yang polos di sebuah SMP Terpadu, lagi-lagi di pinggir kota(bagaimana nasib anak yang di perkotaan yang mengakses pornografi lebih besar?). Sebanyak 24 anak berwajah polos dan tulang-tulang tangannya pun masih sangat kecil dan sedang dalam masa pertumbuhan itu mengangkat tangan sambil menundukkan kepala. Dengan rasa malu mereka mengakui bahwa telah menonton film pertama kalinya ketika duduk di bangku SD. Hal itu berarti mereka sudah menonton film porno sejak kelas 4 dan 5 SD. Usia rawan awal pubertas sekitar usia 10 sampai 11 tahun. Mereka mengakui dengan lugu bahwa mereka menonton pertama kali di handphone, komputer atau di laptop yang dibelikan orang tuanya, bukan dicuri pakai atau dipinjam dari ayah ibunya.

Miris, sejauh ini peranan orang tua dalam menyediakan fasilitas bagi anak untuk menonton film porno memberikan andil terbesar bagi anak mereka dalam mengakses film porno. Semua orang tua pasti khawatir dan shock bila mendapati anak-anak menonton film yang menjijikkan dan penuh syahwat serta pemainnya adalah ahli zina, ahli neraka semua.! Allah berfirman,
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS: Al Israa: 32).


Sekedar saran dan pemikiran pada malam hari, ketika saya dan anak-anak terhenyak membaca berita-berita heboh tentang pornografi dari surat kabar dan media lain yang pemerannya sudah banyak diketahui orang namun solusinya masih terus dicari orang. Mungkin inilah beberapa hal yang harus kita lakukan sebagi orang tua untuk mencegah merebaknya pemutaran film porno bagi anak anak kita :
  1. Jangan berikan handphone atau blackberry dengan akses membuka film secara mudah, atau ekstrimnya jangan berikan handphone. Kalaupun terpaksa diberikan, belikanlah yang tidak ada media selain sms dan telepon tanpa fitur yang akan mengganggu.
  2. Penuhi hari anak-anak dengan berbagi kegiatan, sekolah sampai sore, banyak PR, banyak ekskul, olahraga beladiri, renang dan lain lain. 
  3. Dialog dengan anak. Paparkan secara terbuka tentang naluri dan hasrat manusia terhadap seks dan bagaimana Allah telah menjaga aurat manusia sejak nabi Adam merasa malu mendapati dirinya telanjang setelah memakan buah khuldi. 
  4. Gambarkan secara jelas proses hubungan biologis dari tinjauan sains sejak keluarnya sperma bersatu dengan sel telur yang menimbulkan pembuahan, lalu mengandung dan melahirkan anak. Hal itu bisa dimulai dari sejak terjadinya kontak mata, sentuhan dengan lain jenis serta dipicu dengan film porno yang ditonton diam-diam, bila filmya bagus dan tidak berdosa, tentu kamu diperbolehkan nonton secara terbuka dan tidak diam-diam kan, Nak? 
  5. Tanamkan sejak usia SD kelas 3, bahwa melihat aurat orang lain itu haram, sebagaimana firman Allah, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS: An Nuur: 30)
    Contoh porno adalah bila laki-laki dan perempuan tidak menggunakan baju yang menutup seluruh tubuhnya, maka dia adalah porno. Yakinkan si anak untuk menjauhi hal tersebut, sehingga bila suatu saat dia diajak nonton oleh kawannya atau ditawari sesuatu yang haram, maka dia berani menolak.
  6. Katakan bahwa masuk surga itu berat, karena surga itu indah. Maka harus dimulai sejak kecil belajar meniti jalan menuju surga. Sejak usia dini, jangan kotori dirimu dengan perbuatan-perbuatan kotor seperti yang dibuat oleh manusia-manusia yang kotor. 
  7.  Jangan berikan komputer di kamar anak yang dapat mengakses facebook, internet. Kalau ada komputer letakkanlah di ruang tengah, sehingga semua anggota keluarga bisa melihat dan terjaga. Pastikan bahwa komputer digunakan saat malam hari saja atau hari akhir pekan ketika ayah dan ibu sudah ada di rumah. 
  8. Komunikasi, komunikasi dan komunikasi. Komunikasi itu sangat penting bagi orang tua dan anak, selalu, selalu dan selalu.
Intinya, jelaskan, katakan dan komunikasikan secara terbuka, karena diluar sana pornografi dan antek-anteknya juga menyerang anak-anak kita dengan terbuka dan tidak malu-malu. Mengapa kita masih merasa malu dan tabu untuk bicara soal seks pada anak-anak, tentu saja dengan cara yang sesuai dengan umurnya. Bertaqwa dan berdoalah, maka Allah akan mempermudah segala urusan. Amiin

0 komentar:

Posting Komentar